Jumat, 20 Februari 2015

Aku bukan SATU-SATUNYA

Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku dan kamu telah resmi menjadi kita. Berbulan2 telah dilalui bersama. Tanpa ada masalah dan mungkin bisa dibilang baik-baik saja. Tak terasa hubungan kita telah beranjak 1 thn lamanya. Bahkan orang tua kami telah mengenal satu sama lain. Ya, sangat-sangat indah jika mengingat itu lagi. Siapa yg tahan dengan keadaan seperti itu? Berpura-pura bahagia tanpa terlihat menangis sedikit pun. Tepatnya tanggal 2 Juni 2010 yg lalu, kau mengucapkan kata-kata romantis yg tentunya sampai saat ini masih sering terngiang di benak hati. "Vin, aku sayang kamu. Aku mau terima segala kekurangan kamu. Kamu satu-satunya wanita yg selalu buat aku nyaman. Aku janji akan jaga hati kamu dan jagain diri kamu. Aku mau kamu selamanya jadi milik aku Vin. Kamu mau kan jd wanita yg selalu nemenin aku?". Wanita mana yg tidak meleleh dengan perkataan sprti itu? Gara. Ya Gara adalah lelaki yg saat itu sangat aku banggakan. Dengan membawa seikat mawar merah&putih menandakan bahwa ia ingin menjaga kesucian cinta ini dan menjaga keharmonisan hubungan ini. Dulu mungkin kita menghadapi masalah bersama. Tapi lama kelamaan, hanya Aku. Ya Aku seorang. Setahun yg lalu Gara berhasil membuat ku hampir mati setengah badan! Siapa yg tidak kaget melihat kekasihnya sedang bercumbu dengan wanita lain? Sangat sakit tentunya! "Itu Gara?Ga mungkin!Gara ga mungkin selingkuh dibelakang ku. Itu bkn Gara!". Taman itu menjadi saksi bahwa aku telah melihat Gara dengan perempuan lain. Awalnya aku ingin sekali mengakhiri hubungan ini. Sangat menyakitkan! "Vin? Kamu udh tidur? Aku bete vin:(" jam 23.30 dihari yg sama setelah aku melihat Gara dengan perempuan lain, tiba" sebuah pesan masuk dan disaat itu juga aku sedang menangis semalaman sampai tak tahu lagi apa bentuk mata ini. "iya sayang kenapa? Aku blm tidur ko hehe. Kamu bete kenapa bi?" masih saja aku sok tegar. Tak berani untuk menyakan perempuan itu. Terlalu sakit. Aku diam dan memlih untuk menyembunyikannya. Ah sudahlah. Aku akan bertahan untuk Gara, karena aku sayang pada Gara. Seminggu kemudian setelah kejadian malam itu, Gara datang kerumah ku. Kami seperti biasanya, bercanda tanpa ada masalah sedikit pun. Bodoh sekali aku menyembunyikan hal konyol itu. "Vin aku pulang dulu yah. Aku sayang kamu Vin:)". Dengan kecupan dikeningku semakin meyakinkan bahwa Gara memang sngt mencintaiku. Langkah kaki ini terhenti di ruang tamu saat aku ingin menuju kamar tidur. Sebuah SMS masuk dari handphone Gara. Rupanya handphone Gara tertinggal dirumah ku malam itu. Sangat penasaran dengan isi pesan itu, akhirnya aku mencoba untuk membukanya. "Sayang, kamu dimana? Kita jadi ketemu kan? Aku kangen". Mataku terbelalak sampai akhirnya aku tak bisa menahan tangis. Dona, ya perempuan itu adalah Dona. Ingin sekali rasanya membalas pesan itu dengan cacian karena telah merebut Gara dariku. Apalah daya, aku terlalu amat mencintai Gara, sampai aku tak ingin Gara marah hanya karena aku memarahi Dona. Jam sudah menunjukan waktu tengah malam. Namun aku masih diam terpaku menatap layar handphone untuk membaca pesan Dona dan Gara satupersatu. Aku menangis lagi. Menangisi pria jahat itu lagi. Terlalu asik dengan kebaperan ku, sampai ada telepon masuk pun tak terdengar. Nomor yg tidak aku kenal menelpon sampai 25x. Ternyata nomor itu adalah nomor temannya Gara. "Vin hp aku ketinggalan dirumah kamu ya? Aku kerumah sekarang ya?" "udah malem sayang emang kalo besok kenapa?" "udah gpp ko. Aku butuh hp aku Vin" "yaudah iya sayang" 20 menit kemudian, Gara sampai didepan gerbang pintu rumah ku. "Vin hp aku mana?" "nih" sambil menjulurkan tanganku "lho? Kamu abis nangis ya? Ko bengkak gitu matanya? Km kenapa?" "aku gpp Gar. Aku terlalu sayang sama kamu Gar, aku ga mau kehilangan kamu" tanpa sadar saat itu aku tak bisa mengendalikan air mataku agar tidak keluar depan Gara. Aku langsung memeluk Gara dengan begitu eratnya. Dipelukan Gara aku menangis dengan rasa yg teramat takut kehilangannya. "Ya ampun Vin, aku kira kamu kenapa. Jangan gila gini dong Vin. Aku ga kemana mana kok. Aku selalu sama kamu sayang" melebarkan senyuman yg teramat mengiris hati. Mungkin Gara bisa saja berkata bahwa aku GILA karena Gara tidak pernah berpikir bahwa aku telah mengetahui semuanya yg telah ia lakukan kepadaku. Ketika Gara memanggilku dengan kata-kata sayang, aku tahu bahwa aku bukanlah WANITA yg satu-satunya ada dihatinya. Aku teramat mencintai Gara, sampai aku rela mengorbankan perasaan yg teramat sakit ini demi Gara. Dirumah aku bertingkah layaknya orang yg tidak waras lagi. Aku gila! Ya aku gila karena Gara! Tetapi, saat Gara datang kerumah bahkan saat kita berdua, hanya 1 yg aku mau "Selalu tampil sempurna depan Gara" sebisa mungkin menahan kesakitan ini. Aku telah mencintai gara begitu lamanaya dan itu sangat tidak cukup. Ingin sekali aku mengakhiri hubungan yg gila ini tapi aku sadar, bahwa aku masih benar-benar membutuhkan Gara. Hingga akhirnya, Gara memilih Dona dan sharusnya dari dulu aku sadar bahwa AKU BKN SATU-SATUNYA.